Friday, March 9, 2018

10 nen goshi no HikiNEET. Chapter 1 - part 9

※Perhatian, ada beberapa adegan kekerasan. Untuk orang yang tidak tahan kekerasan tidak dianjurkan.



Chapter 1: Yuuji seorang “Hiki-NEET” Berevolusi menjadi “NEET Penyendiri”
Part 9: Yuuji, Membasmi Goblin (Nama Sementara)


[Sudah lama sekali huh……. Kupikir itu benar. Tapi sangat tidak mungkin untuk melawan musuh yang dekat jika tiba-tiba menjadi satu melawan banyak. Jika waktu berikutnya saat makhluk goblin itu datang kembali, Aku harus merekam video, menyambut mereka, jika tidak berjalan baik jadi aku harus menyerang mereka. Untuk sekarang, mari kita periksa pembatas misterius pada pintu gerbang.]


Fajar telah tiba pada hari berikutnya setelah para goblin membuat kegaduhan. Hari ini Yuuji juga bicara pada dirinya sendiri dengan suara lantang.
Sejak di luar sana terdapat makhluk misterius yang tidak bersahabat, memegang pemukul, untuk sementara waktu pengumpulan makanan ditunda, hari ini dia memutuskan untuk memeriksa penghalang misterius.


Dia berjalan pada jalan kecil yang bertanah di halaman rumahnya yang menjangkau daerah pintu gerbang. Dia meluncur ke gerbang yang berpagar hitam tersebut dengan suara yang berisik.


[Uumm, karena suara membuka dan menutupnya normal, tentu saja gerbang ini membuat suara. Untuk sekarang mari kita sergap dari luar]


Jadi dia berbisik-bisik, Yuuji dan Kotarou kemudian melewati gerbang dan menuju luar gerbang. Dia memegang Tongkat perjalanan dan dengan enteng memukul pintu gerbang.

*Gan…*!

[HA-?!]

Sebelum dia  memukul pintu gerbang, tongkatnya bertabrakan dengan dinding tidak terlihat dan terpental kembali. Dia mendekati gerbang, dia meregangkan tanganya menghadap kedalam dinding itu. Ini melewatinya. Dari celah sisi gerbang, dia meregangkan tangannya lagi. Ini melewatinya. Dia menyentuh celah gerbang dengan tongkatnya. Ini mengenai dinding tak terlihat. “Apa yang kau lakukan?” Kotarou memandang Yuuji dengan ekspresi bingung.


[Ini…… Aku telah mengonfirmasi keberadaan penghalang misterius sekarang. Ini berguna untuk berlindung dari serangan? Mari kita coba lempar batu dari jarak yang sedikit lebih jauh. Juga bagaimana di sekeliling pagar? Apakah mungkin untuk menyerang dari dalam?]


Dia pergi berpencar di daerah rumahnya dengan Kotarou dan melempar batu kearah rumah. Batu ini mengenai dinding tak terlihat. Batu ini terlihat mengenai pada apa yang terlihat seperti penghalang di pembatas halaman, yang menjaganya tetap tinggi di langit. Yuuji tetap melempar batunya berulang kali, tapi seperti yang diharapkan, tetap terpantul karena penghalang serius.


[Ya, aku membuat pengecekan penuh, ini akan melindungi dari serangan. Menakjubkan. Aku tidak tahu kekuatannya, untuk sekarang rumah ini menjadi 
aman, keren. Apakah seperti ini yang kuragukan? Bagaimana menurutmu, Kotarou?]


Yuuji menggelengkan kepalanya. Kotarou menatap pada Yuuji dengan ekspresi kosong. Yah terserah, Yuui membuka pintu gerbang dan pergi kea rah halaman. Dia telah berhenti memikirkan tentang hal-hal membingungkan.


[Selanjutnya, bisakah kuserang dari dalam? Yang pertama adalah Tongkat perjalanan. Humh!]


*Gagiin….*!


Tongkat itu memukul gerbang besi dan membuat suara yang sangat keras. Yuuji dengan spontan menjatuhkannya dan gemetar ketakutan di belakang tangan kanannya. Kotarou merunduk dan menyembunyikan telinganya sambil 
berekspresi tidak menyukainya.

[Ou………. Aku bisa menyerangnya dengan normal……. Akan tetapi suara keras itu sangat menyakitkan. Maaf Kotarou. Tapi dengan ini aku bisa dengan aman menyerang dengan sesukaku! Jika ada goblin maka aku bisa menang dengan 
mudah!]

Melihat Yuuji bersorak-sorak, Kotarou terlihat ingin memaparkan pemikirannya, “Benarkah? Bukankah itu adalah flag?” Itu benar.

(TL Note: Flag: bendera)

Dari dalam hutan, sebuah suara “gegyagugya” dapat didengar. Berbeda dari kemarin malam, hari ini goblin tiba di rumah sedangkan hari masih terang.
[Mereka benar-benar datang! Siapkan kamera, sambut mereka, pemangkas kebun! Baiklah Kotarou, dan Kotarou, kita adalah satu]


Untuk beberapa alasan Kotarou terhitung sebagai partisipan pertarungan. Mungkin karena kau bisa menyerangnya semaumu, kan? Yuuji dengan cepat mengaktifkan kamera pada tripod. Tentu saja ini dalam mode merekam video. Kemudian pemangkas kebun di tangan, dia memutar kepalanya pada pintu gerbang, dan berhenti bergerak.


[Apa-apaan……. Mereka ada lima...]


“Gegyagugya” “*Gangan* suara datang dari arah gerbang dan lima goblin menyerang pagar dengan pemukul mereka. Walaupun dia tahu bahwa dia aman dibelakang penghalang misterius, dia diintimidasi oleh penampilan jelek dari makhluk yang tidak berbakaian


「Konichiwa. Hello. Ni Hao. Bonjour. Gutten Tag. Hola!」


Walaupun dia telah mengetahui bahwa ini semua sia-sia, Yuuji menyambut mereka dengan sambutan dalam berbagai Bahasa yang dia cari di google tadi malam. Para goblin tidak bereaksi. Rasanya seperti mereka berteriak “gegyagugya” dengan semangat tinggi. “Apa yang kau lakukan?” Kotarou terlihat seperti ingin memberi tahu pola pikirnya agar dia bisa berlari ke Yuuji.


[Camera, siap. Sambutan, gagal. Hal terakhir yang harus kulakukan adalah membunuh goblin. Jika aku tidak membasmi mereka sekarang, aku tidak bisa pergi mencari makanan. Ini tidak membantu…… Mari kita lakukan, Kotarou!]


Yuuii bersorak seperti untuk menghibur dirinya. Dia memegang pemangkas kebun dengan takut, dan membuka gunting dengan lebar.


[Aku bisa melakukannya Aku bisa melakukannya Aku bisa melakukannya Aku bisa melakukannya]


Selagi merapalkan mantranya, dia menyiapkan pemangkas kebun. Tangannya gemetaran jadi dia tidak bisa membidik dengan tepat. Tapi, orang ini, pada hari pertamanya dia mencoba untuk keluar dari rumahnya, dia juga berkata omong kosong seperti [Aku tidak punya musuh.] Tapi sekarang di depannya, mereka ada. Tapi ini adalah karakter berbeda dari Iblis peperangan dulu.

[TL Note: Former War Demon: Iblis Peperangan]


Mungkin karena Kotarou menjadi tidak sabaran jika Yuuji tidak bergerak sedikitpun, Kotarou berlari kea rah pintu gerbang.
Diantara celah pada gerbang, Kotarou menusuk dengan kaki depannya dan mencakar seekor goblin. Cakar Kotarou mengenai paha goblin dan dari luka kecil itu, darah bercucuran. Warna darah itu adalah biru.


Mungkin karena dukungan dari serangan berani dari Kotaru, dengan rasa tidak tahu dari kenyataan darah biru, Yuuji berhenti gemetar.
Dengan pemangkas kebun di tangannya, langkah pertama, langkah kedua. Mungkin karena para goblin tidak menyadari senjata, mereka tidak mencoba untuk menghindarinya ketika lehernya telah berada diantara celah dari gunting. Dia menggenggam gagang gunting dengan seluruh kekuatannya dan dengan kedua lengannya dia menutup gunting dengan satu langkah.

*batsun…*!

Lehernya terpotong dengan pemangkas kebun, dan dari leher goblin itu, darah biru segar menyembur keluar. Goblin itu lumpuh. Empat goblin yang lain mengetahui kematian teman mereka dan mereka menjadi lebih marah dalam menyerang gerbang dengan pemukul mereka, tapi serangan mereka terhalangi oleh dinding tak terlihat.

Yuuji hilang dalam sengitnya pertarungan dan mengayunkan pemangkas kebun dengan sembrono. Buka, masukkan diantara, tutup, dan terkadang tusuk.





*woof…*!

Ketika Yuuji memperoleh kembali akal sehatnya karena gonggongan dari kotarou, lima goblin yang telah terjatuh dikalahkan, disekitar mereka terdapat lautan darah biru. “Apa kau tidak apa?”
Kotarou menatap Yuuji. Gadis yang dapat dipercaya. Walaupun dia anjing.
Meskipun kotarou menghawatirkannya, Yuuji membuka pintu gerbang dan berjalan sempoyongan keluar. Di depan para goblin, dia diam sebentar dan terkejut. Kotarou mendekat pada kaki Yuuji. Kemudian pada waktu itu,

“Gegyagyaa…!”


Rupanya seekor goblin dengan pergelangan tangan kiri yang terpotong, mata kiri yang hancur, dan tertutupi luka. Dia berdiri dan dengan pemukulnya dia memegang di tangan kanannya, dia mengayunkan pemukulnya menurun ke arah Yuuji.


Ini terlalu cepat, Yuuji dengan segere akan menemui kematian. Walaupun dia belum pernah punya pacar.


Tiba-tiba, kilauan dari bayangan coklat muda melompat, dan mendekati tenggorokan goblin, dia menyerang goblin itu dengan tubuhnya, dan mendorongnya hingga jatuh. Tanpa memisahkan mulutnya dari goblin yang pingsan itu, apakah ini karena insting liarnya?
Dengan bunyi *Goki* leher goblin itu patah dan benar-benar mati sekarang.

*Auuuuuuuu*


Seperti dia bangga dengan kemenangannya, dia menginjak dengan kuat pada keempat kakinya, membusungkan dadanya kemudian Kotarou menggonggong.


Demikian, Kotarou memainkan peran yang hebat pada pertarungan pertama Yuuji.



Yosh, besok chapter terakhir. Setelah itu saya akan menerjemahkan The Faraway Paladin

No comments:

Post a Comment

Terpopuler