Chapter 1 - part 1
The Faraway Paladin, Saihate no Paladin
Maaf kelamaa, karena banyak kata sulit!.
Update untuk minggu ini.
Saihate no Paladin. Chapter 1 – part 1.
Tanpa sengaja aku berteriak tegang
dengan suara yang keras.
Sebuah rasa ketidaknyamanan muncul,
kupikir teriakanku seperti suara anak yang belum
dewasa.
Sambil menggerak-gerakan tanganku,
keperhatikan betapa kecilnya tanganku.
Tangan ini sangat kecil, pendek dan
mungil …… seperti para bayi itu.
Ti-Tidak, kesampingkan hal itu, ada
tengkorak tepat di depanku (Tl Note: Skeleton)
Dan dimana aku berada?
Apa yang terjadi.
Di tengah-tengah dari pikiran ku
yang campur aduk dan perasaan panic, tidak ada cara aku bisa kembali pada
keadaan semula.
Disisi rasa ngeriku, Aku masih dapat
menenangkan diri.
Hohh, tenang, tenang, dan akses
situasi.
「■■■■……」
Dengan seketika, suara gemerincing
tulang terdengar dari tulang rahangnya. Selagi aku melihat pada skeleton itu,
Kusadari bahwa Aku telah ditahan bagaikan tulang dadanya. Dengan kata lain, Aku
telah diangkat dengan satu tangan sebelum sebelum mata skeleton itu. Tanpa
apa-apa selain tangan yang bertulang, skeleton mulai kikuk dalam membelai
kepalaku . Barisan gigi yang telah terlepas dari permennya (Gusi mulut)
terlihat sangat mengerikan dan menjijikan. Ini bukanlah hal yang lucu, pada
tiap waktu, mulutnya terbuka lebar dan berusaha menggigitku.
“U, a, a, a, a, aaa ……!?”
Ini adalah tengkorak bergerak yang
mengerikan.
Ini adalah hantu yang mengerikan.
Ini adalah monster.
Ini adalah kejadian paranormal yang
mengerikan.
Sungguh pertemuan yang tiba-tiba,
siapapun pasti akan merasa ngeri.
Dan begitu pula aku.
Lagipula, untuk alasan yang tidak
diketahui, Aku telah menjadi kecil dan muda.
Diriku dalam ingatanku …… kupikir
agak tidak jelas …… Aku punya tinggi yang tidak biasa dan bentuk tubuh yang
ramping. Walapun begitu, ingatan tentang bagaimana tubuhku bekerja sebelumnya
sama sekali tidak bekerja dengan cara kerja tubuh yang kecil ini.
Sepertinya,
ini adalah perasaan yang sama ketika mencoba mengendarai sepeda roda tiga
setelah setahun menjadi dewasa.
Skeleton itu pasti khawatir,
lengannya yang memegangku mulai mengayun-ayunkanku empat kali dalam seirama.
(Note: Digendong danDiayunkan seperti bayi)
Dan walaupun aku tidak
henti-hentinya meronta pada lengannya, dia tetap
mengayunkannya.
“A……”
Lalu akhirnya aku
menyadarinya.
Walaupun skeleton itu terlihat
kikuk dalam mengayun-ayunkanku, dia sangat lemah lembut. Ini agak kasar dan
tidak berpengalaman, dan tangannya yang bertulang terasa tidak nyaman…………
Gahaha, bayi yang kelihatan
enak! Dengan kulit yang bersih/bagus/cantik, haruskah Aku memakanmu dari
kepala? Atau memakanmu dari kaki?
Sungguh, pemikiran yang
melintas pada pemikiran monster pemakan manusia ini atau tidak.
Mungkin.
Tentu saja, mustahil untuk
berpikir ketika melihat pada tengkorak yang tidak berekspresi, dan Aku tidak
dapat sepenuhnya menurunkan penjagaanku.
Akan tetapi, gerakan skeleton
ini terlihat lemah lembut.
“Aaahhh-……”
Jadi Aku masih bisa tenang
sedikit.
Roh biru yang berkedipan pada
rongga matanya entah bagaimana terlihat memancarkan aura yang menenangkan.
…… Aku heran apa yang terjadi.
Berpikir tentang itu, Aku
menurunkan konsentrasiku dari skeleton itu dan melihat pada sekeliling.
Sepertinya, Aku tidak dapat
menggerakkan leherku dengan baik, Aku bisa melihat pilar yang bagus dibuat
dengan bahan yang tidak diketahui dan banyak bagian terbuka. Di tengah langit-langit
ruangan, ada lubang bundar untuk penerangan, Darimana cahaya sedikit itu
memancar. Kupikir kita ada di dalam ruangan, suasananya terlihat mengerikan
seperti bergaya kuno dan kesungguhan. Tiba-tiba, aku melihat lukisan yang
mengingatkanu tentang sesuatu dari kuil Romawi kuno atau kuil para dewa.
Akan tetapi, Aku tidak
mengerti lagi. Sebuah tubuh yang mati entah bagaimana bergerak, Dan aku menjadi
anak kecil.
Aku menyetujui fakta itu dalam
pikiranku, tapi selagi aku mencoba mencari petunjuk lain, pikiranku mulai
kabur.
Pengayun-ayunannya entah
bagaimana telah membuatku mengantuk.
‘Aahhh-....”
Skeleton ini terus
mengayun-ayunkanku dengan sifat kikuknya. Mengayunkan tubuhku dengan lambat.
Menyerahkanku pada ritme …… Sekali lagi aku tertidur.
◆
Beberapa waktu kemudian Aku
terbangun, ada sebuah hantu di hadapanku. Dia adalah orang tua yang transparan
dengan hidung bengkok menyerupai paruh burung rajawali dan mata yang
berapi-api. Mungkin ini hanyalah hantu.
“u aaaaaaaaaahhhhh!?”
Aku menjerit.
Kemudian Aku diangkat. Ketika
aku melihat ke atas, apa yang kulihat adalah seorang wanita yang hanya
mempunyai kulit yang kering dan tulang. Seorang mumi wanita.
“U,a,a,a,a,a,a,a,hhhhh!?”
Aku masih menjerit.
Apakah ini yang disebut
hukumanTuhan, inikah dunia bawah tanah, atau tempat ini adalah semacam neraka?
Karena aku menyia-nyiakan
kehidupanku sebelumnya, apakah sekarang Aku dijatuhi hukuman di sebuah penjara
layaknya neraka?
Selagi menangis dengan keras
dan berpikir tentang hal-hal lain, Aku menjadi lapar.
「■■■■……」
Hantu yang tua itu memandang
wajahku, kemudian mengatakan sesuatu pada mumi wanita. Kemudian, si mumi wanita
mengambil sebuah mangkuk berisi sesuatu yang mirip seperti bubur nasi putih.
Dia mengambil dengan sebuah sendok dan menyodorkan tepat di depan mulutku.
……… secara insting Aku merasa
ragu. Walaupun tidak ada alasanku untuk ragu-ragu.
Sungguh, ini adalah sesuatu
yang datang dari seorang mumi, dan Aku tidak mengetahui kebenaran dari makanan
yang dia coba berikan padaku selagi membuat suara
“aaahhh”
Akan tetapi, sebagai mumi, dia
membuatku mengingat tentang foto seorang biksu yang tengah berlatih keras
sampai mencapai poin kematian dan dimumikan, seperti yang Kulihat dalam sebuah
buku catatan tua.
Layu bagaikan kayu kering;
hanya bayangan belaka dari tubuh manusianya.
Mungkin, ini tidak seperti
yang mereka lihat. Lagipula, dia masih berusaha memberiku makan dengan berkata
“aaah”. Sampai akhir, Aku tidak ingin menjalin bersahabat dengan seorangpun.
…… akan tetapi, Aku lapar.
Disamping itu, tidak ada arti
lain selain makanan.
Hal lain juga, terimakasih
pada pengaruh tubuh mudaku, keinginan kuat untuk tidur dan makanan yang sangat
sulit dihiraukan.
EEE, ini karena itu! Aku
membuka mulutku dan langung memakannya, aku menyadari betapa enak rasanya.
Menurut ingatanku, seorang
bayi merasakan tawar, kupikir ini cocok untuk lidah seumuranku. Kemudian, skeleton mendekatiku dan mengelus kepalaku.
“Uah……?”
Secara bersamaan, Aku
menyadari sesuatu yang tidak terduga. Tidak ada gigi di dalam mulutku. Pertama
kali aku menyadarinya ketika makanan masuk ke mulutku. Ini mungkin seseuatu
yang aneh jika Aku dapat bicara dalam kondisi seperti ini.
…… itu dia, bayi tidak punya
gigi. Aku baru menyadari hal ini untuk pertama kali.
Aku tahu bahwa Aku mempunyai
sesuatu seperti pengalaman kanak-kanak, untuk sekarang dan dengan petunjuk ini,
Aku mengerti tahap perkembangan apa yang sedang kulalui.
Haha, Aku bisa berkata dengan
percaya diri, ini tidaklah lama semenjak aku lahir karena Aku hanya bisa minum
susu dan belum tumbuh gigi sama sekali.
Akan tetapi, dalam ingatan
kaburku, Aku tidak ingat lagi mengalami keramahan dari asuhan keluarga.
Dan tentu saja, Aku tidak
dapat mengingat apapun seperti saudara laki-laki, perempuan atau sepupu. Yang
paling kuingat, Aku hanya dapat menangkap sesuatu yang sekilas seperti program
tv atau game show tentang persalinan.
(Note: Seriusan?)
Pada umumnya orang dewasa
mempunyai pemahaman kasar pada beberapa tingkatan.
Mungkin, lebih seperti
berpikiran dangkal ………, Kupikir.
Aku, yang hanya menyerap
pemikiran dangkal dari depan monitor dan membiarkannya menumpuk bertahun-tahun,
mati tanpa dapat mengetahui kegunaanya.
“Ah, ah, ....”
Jika Tuhan memang ada. Apakah
ini adalah hukuman darinya? Untuk ditinggalkan dengan mayat berjalan, dan tidak
mengetahui tentang keadaanya.
Mungkin, ini karena aku hanya
membaca banyak tentang pengetahuan dangkal berhari-hari…………
Ini mungkin hukuman karena
tidak menyadari kebodohanku.
Sekitar setengah tahun telah
berlalu, pencapaianku sejauh ini hanyalah makan dan tidur, lagi, dan lagi,
berhari-hari. Anak kecil sangat membutuhkan banyak tidur, dan setelah bangun,
rasa lapar datang.
Aku diyakinkan bahwa situasi
ini, Aku tidak bermimpi. Situasinya terlalu hidup dan terlalu nyata untuk menjadi mimpi.
Disamping itu, khayalan tentang popok kotor diurus oleh mayat berjalan, adalah
hal yang mulai tidak bisa kupahami dan sungguh kejadian yang diatas gila.
…… Jadi Diriku, hanyalah
seorang bayi yang dapat merangkak dengan gerakan terbatas, dan menghabiskan
hariku tidak melakukan apapun tanpa bantuan tiga undead itu. Ketika mereka
berkumpul, ketiga undead itu akan berbicara satu sama lain, sungguh hanya
sedikit. Pembicaraan mereka sampai Dimana aku mulai memahami mereka.
Meskipun Aku terkejut bahwa
Aku bisa memahaminya dengan cepat.
Sebagai bayi yang baru lahir,
atau memang karena Aku masih baru lahir, kemampuanku untuk memahami sistem
bahasa berkembang dengan alami, dan bisakah Aku tetap memperoleh pemahaman
berbahasa dari pendengaran. Paling tidak, itu adalah teori yang dinyatakanoleh
Chomsky, yang awalnya berawal dari kesan yang lucu.
(Tl Note: cari di Googel siapa itu
Chomsky)
Ini adalah sesuatu seperti tatabahasa alam
semesta …… tidak bagus, Aku hanya dapat mengingat hal-hal sepele dari pemikiranku
yang dangkal. Walaupun pemikiranku tentang persoalan ini memang dangkal.
“Dahh, dahhh…”
Menggunakan tenggorokan dan lidahku yang
belum aku kuasai, Aku mencoba berkomat-kamit
mengatakan suatu kata.
Ingatan tentang bahasaku sebelumnya dan
mekanisme dari tubuhku sebelumnya, menyebabkan beberapa masalah dalam
pencapaianku. Baru-baru ini Aku telah mampu berdiri dengan cara yang memuaskan,
kupikir berjalan masih sedikit sulit.
“Nah, sini,sini. Ciluk ba”
[TL
Note: ini ketika orang dewasa biasanya mengemong/mengasuh bayi!!!]
Ini adalah apa yang dikatakan mumi wanita
itu. Dia dipanggil Marie oleh mereka berdua. Dia juga memakai jubah yang
terlihat kuno, mirip seperti yang dipakai pendeta Shinto.
Entah mumi wanita itu cantik atau jelek
Aku tidak bisa memutuskannya, tapi kupikir dia adalah wanita yang cantik ketika
masih hidup. Dia mempunyai postur tubuh langsing, kedua matanya selalu
tersembunyi oleh kedua kelopak matanya, dan dia mempunyai penampilan yang anggun.
Tidak ada luka yang mencolok pada tubuhnya yang seperti kayu, dan Aku hanya
dapat berkata bahwa dia adalah seseorang yang memperhatikan penampilannya
dengan baik. Rambut emasnya yang berombak, walaupun melewati gelapnya lintasan
waktu, dia masih terlihat cantik dan malah lebih.
“Hari ini, akankah kita berjalan keluar
sedikit?”
……! Dia membawaku keluar!?
“Fufu, kau tampak senang.”
Tanpa kusadari, kegembiraanku muncul dalam
wajahku. Untuk sesaat, Aku telah penasaran tentang situasi diluar kuil. Tapi,
karena tubuh ini yang belum bisa bergerak, berkata “Aku akan pergi keluar
sebentar”, sangat tidak mungkin, dan untuk beberapa saat, jadi Aku masih
menunggu mereka untuk membawaku keluar.
“Heiho.”
[TL Note: suara Marie mengangkatku.]
Aku memegang pada lengannya. Aku sedikit
mencium sesuatu dari tubuh Marie, tapi
ini bukanlah hal yang tidak menyenangkan.
Sesuatu seperti ……… dupa kayu bakar?
Bau ini mirip seperti dupa yang menempel
dengan lembut, ya seperti begitu kupikir.
[Note: Dupa/Kemenyan. Kalau gak tahu cari
di “Google”]
Bau ini memberiku rasa tenang dalam
pikiran sambil Aku menyerahkan diri pada genggamannya. Dalam kuil yang suram
ini, Marie berjalan langkah demi langkah sambil memegangku dalam lengannya.
Ubin lantai ini warnanya berbeda dan disusun dalam suatu pola. Langit-langit
tembok yang sangat besar dan tinggi berbentuk belahan bumi, dengan puncak yang
terbuka seperti sebuah bola mata yang membiarkan hari terang memasuki bangunan.
Aku melihat dinding ornament besar yang
terdapat ukiran relung kumpulan manusia, mereka mungkin Dewa yang diabadikan dalam kuil ini. Kemanapun kami
berjalan, Aku melihat dinding ornament ini dimanapun.
Ada seorang lelaki dengan penampilan megah,
yang terlihat dalam berada dalam puncak hidupnya, memegang pedang berbentuk
petir di tangan kanannya. Pada latar belakangnya (Background) , seorang wanita
dengan sosok yang agak gemuk, berdiri di ladang yang telah matang dan tersenyum
dengan penuh kasih sayang sambil menggendong
bayi di pelukannya. Di sampingnya terdapat seorang lelaki berawakan
pendek dan jenggot panjang, memegang palu besar dengan api yang menyala terang
di belakang punggungnya. Berjalan di atas angina, dan memamerkan senyum luar
biasa penuh pesona, seorang pemuda yang
berkarisma tengah memegang koin emas dan cangkir anggur. Berendam sampai
pinggangg dalam arus yang tenang, dengan busur pada satu tangan, dan seorang
peri atau sesuatu yang lain menjadi seorang wanita cantik memakai pakaian
tipis. Di dalam koridor yang penuh dengan benda gulungan kertas dalam
background, berdiri seorang orang tua yang terlihat bijak dengan tongkat dan
melihat pada sebuah buku yang terbuka.
Kupikir ini adalah lukisan para Dewa.
Melihat lukisan ini, Aku sepertinya memahami Dewa apa dalam kepercayaan ini.
Akan tetapi, sepertinya aku tidak dapat memahami gambar selanjutnya.
Tidak ada apa-apa dalam backgroundnya.
Merasakan suasana yang sangat suram dan memakai sebuah jubah yang hanya
terlihat bagian mulut dan hidung saja, membuatnya tidak jelas apakah ini
seorang lelaki atau perempuan. Bagian yang terlihat hanyalah sebuah lampu tidak
biasa dengan pegangan yang panjang.
……… Lampu itu membuatku merasa sedikit
gelisah.
Tentu saja, Marie tidak menyadari apa yang
Aku pikirkan selagi dia berjalan denganku dalam genggamanya. Kupikir Aku
mencoba fokus pada gambar itu dengan kedua mataku, tapi Aku kehilangan
pandangan pada gambar itu, belum lama. Ketika Aku kembali lagi, Aku akan
mengamatinya dengan detil.
Selagi kami kembali pada tempat dengan
atap kaca berbentuk mata, area sekitar seketika menjadi gelap. Mendekati
dinding terjauh, sebuah pintu besi melengkung dengan bentuk tumbuh-tumbuhan terukir
menjadi pemandangan selagi Marie dengan pelan mengulurkan tangannya. Saat dia
mendorong untuk membukannya, suara retakan muncul dari pintu besi, dan cahaya
mulai menyala dari pintu yang terbuka pelan.
Kemudian, saat cahaya cukup menyebar,
Marie mulai melangkah.
“Aah……………”
Pemandangan dengan segera terlihat, dan
tiupan angin yang menyegarkan.
Dasar dari bukit tertutupi dengan sedikit
kabut pagi hari, dan terlihat sebuah kota batu memanjang seperti danau yang
luas.
Dari penampilannya, sepertinya kota
dibangun pada zaman kuno atau pertengahan. Dengan sebuah Menara yang besar dan
jembatan saluran air yang indah bisa terlihat dari kejauhan.
Namun ………, semuanya terlihat tua dan tidak
terpelihara.
Beberapa atap rumah telah runtuh dan
beberapa dinding gips roboh disana sini. Rerumputan tumbuh dari celah-celah
trototar batu, lumut dan tanaman merambat melekat pada bangunan. Jalanan yang
sebelumnya ramai dengan orang-orang, kini membusuk dan memberi jalan untuk
kehidupan tanaman. Semuanya dengan mudahnya tersinari oleh terbitnya matahari
pagi.
Mataku membuka dengan lebar.
Pemandangan angker dan indah, dengan
pemandangan seperti lukisan, tidak bisa kubandingkan dengan hal-hal yang
kulihat pada monitor selama masa hidupku sebelumnya.
Aku merasakan hembusan angina dari atas
kepalaku sampai ujung kaki. Dengan cepat dan luar biasa membersihkan pikiranku.
Seluruh tubuhku, semuanya terasa terhubung dengan dunia.
…… Sesuatu yang penting, yang kulupakan
beberapa saat yang lalu, Aku akhirnya dapat mengingatnya kembali.
Ini adalah perasaan seperti itu.
Tanpa sadar mengetahui mengapa air mata
mulai mengalir tak terkendali. Meskipun Aku mencoba menutup mulutku dan
menahannya, air mataku terus mengalir.
Tidak ada cara lain untuk mengucapkan
selamat tinggal pada kehidupan tidak jelasku sebelumnya.
Ketika Aku mati di tengah kabut, Kupikir
berjalan di dunia ini mungkin adalah hukuman Tuhan.
Akan tetapi, ini bukan hukuman.
◆orewanovel.blogspot.co.id
Aku tidak tahu dimana ini. Aku juga tidak
tahu apa yang terjadi. Namun, tentunya ini merupakan berkat. Dan berkat ini
ternyata sangat luar biasa.
Aku akan membuang diriku yang tidak
berguna, dan meskipun belum tentu baik, tapi Aku akan menggunakan kesempatan
kedua ini. Berkat ini terasa hangat. Sangat hangat dan pemberian yang bahagia.
Kuyakin begitu, tanpa suatu alasan nyata.
“Bukankah ini indah, Will …… kamu bocah
yang lucu”
Kudengar suara Marie
William. Diperpendek menjadi Will. Itu
adalah nama baruku. Marie dan yang lainnya memberikannya padaku.
Namaku sebelum Aku mati telah tenggelam
dalam kesuraman. Oleh karena itu, Aku akan melanjutkan dengan William sebagai
namaku untuk sekarang ini. Tubuh kecil ini adalah tubuhku. Tiba-tiba, nama yang
terdengar seperti orang lain, dan tubuh yang terasa seperti milik orang lain,
dengan satu klik, mulai menjadi akrab.
“Ah, ah - ……………”
Sebuah teriakan dalam tangisan bayi dan
tercampur dengan air mata, keluar ketika Aku mencoba mengatakan sesuatu.
Namun demikian, Aku masih menaikkan suara
dengan putus asa dengan pita suara yang belum dewasa.
……… Aku akan melakukannya.
Aku, mulai sekarang, akan menjalani hidup
dengan baik. Selagi ditengah belaian Marie, dia mencoba menenangkanku, Aku
telah memutuskan.
Aku masih belum mengerti apapun sekarang.
Dunia macam apa ini, dan mengapa Aku terlahir di sini?
Namun, Aku akan mulai mempelajari hal-hal
ini mulai dari sekarang. Aku tidak bisa melakukan dengan pengetahuan yang
dangakal, tapi sekarang Aku bisa mencapai apa yang mungkin.
Menjadi orang yang membosankan, hanya itu
yang kutahu. Meringkik ketakutan dan menyerah adalah hal-hal yang banyak
kulakukan di masa lalu.
Kali ini, Aku akan hidup. Walaupun Aku
gagal.
Aku mungkin menjatuhkan wajahku pada
lumpur.
Meskipun tidak enak dipandang, tapi itu
mungkin lebih baik.
Tapi kali ini, Aku akan menjalani hidup.
Di dunia ini, Aku akan hidup.
Dengan teriakan seperti tangisan bayi, Aku
bersumpah seperti itu.
<><><>><><><<><><>><<>><><><><<>><><><><<>><><>
Akhirnya selesai chapter 1, jangan lupa like
comment.
Kunjungi situs resmi Blog ini di Facebook :
Korewa_Novel Transalition!
Arigato
gozaimasu!
No comments:
Post a Comment