Sunday, March 25, 2018

Saihate no Paladin Chapter 1 - 1


Chapter 1 - part 1
The Faraway Paladin, Saihate no Paladin


Maaf kelamaa, karena banyak kata sulit!.
Update  untuk minggu ini.




Saihate no Paladin. Chapter 1 – part 1.


Tanpa sengaja aku berteriak tegang dengan suara yang keras.


Sebuah rasa ketidaknyamanan muncul, kupikir teriakanku seperti suara anak yang belum 
dewasa.

Sambil menggerak-gerakan tanganku, keperhatikan betapa kecilnya tanganku.


Tangan ini sangat kecil, pendek dan mungil …… seperti para bayi itu.


Ti-Tidak, kesampingkan hal itu, ada tengkorak tepat di depanku (Tl Note: Skeleton)


Dan dimana aku berada?


Apa yang terjadi.


Di tengah-tengah dari pikiran ku yang campur aduk dan perasaan panic, tidak ada cara aku bisa kembali pada keadaan semula.

Disisi rasa ngeriku, Aku masih dapat menenangkan diri.



Hohh, tenang, tenang, dan akses situasi.


■■■■……


Dengan seketika, suara gemerincing tulang terdengar dari tulang rahangnya. Selagi aku melihat pada skeleton itu, Kusadari bahwa Aku telah ditahan bagaikan tulang dadanya. Dengan kata lain, Aku telah diangkat dengan satu tangan sebelum sebelum mata skeleton itu. Tanpa apa-apa selain tangan yang bertulang, skeleton mulai kikuk dalam membelai kepalaku . Barisan gigi yang telah terlepas dari permennya (Gusi mulut) terlihat sangat mengerikan dan menjijikan. Ini bukanlah hal yang lucu, pada tiap waktu, mulutnya terbuka lebar dan berusaha menggigitku.


“U, a, a, a, a, aaa ……!?”

Ini adalah tengkorak bergerak yang mengerikan.

Ini adalah hantu yang mengerikan.

Ini adalah monster.

Ini adalah kejadian paranormal yang mengerikan.

Sungguh pertemuan yang tiba-tiba, siapapun pasti akan merasa ngeri.

Dan begitu pula  aku.

Lagipula, untuk alasan yang tidak diketahui, Aku telah menjadi kecil dan muda.

Diriku dalam ingatanku …… kupikir agak tidak jelas …… Aku punya tinggi yang tidak biasa dan bentuk tubuh yang ramping. Walapun begitu, ingatan tentang bagaimana tubuhku bekerja sebelumnya sama sekali tidak bekerja dengan cara kerja tubuh yang kecil ini. 

Sepertinya, ini adalah perasaan yang sama ketika mencoba mengendarai sepeda roda tiga setelah setahun menjadi dewasa.


Skeleton itu pasti khawatir, lengannya yang memegangku mulai mengayun-ayunkanku empat kali dalam seirama.
 (Note: Digendong danDiayunkan seperti bayi)

Dan walaupun aku tidak henti-hentinya meronta pada lengannya, dia tetap 
mengayunkannya.

“A……”

Lalu akhirnya aku menyadarinya.

Walaupun skeleton itu terlihat kikuk dalam mengayun-ayunkanku, dia sangat lemah lembut. Ini agak kasar dan tidak berpengalaman, dan tangannya yang bertulang terasa tidak nyaman…………

Gahaha, bayi yang kelihatan enak! Dengan kulit yang bersih/bagus/cantik, haruskah Aku memakanmu dari kepala? Atau memakanmu dari kaki?

Sungguh, pemikiran yang melintas pada pemikiran monster pemakan manusia ini atau tidak.
Mungkin.

Tentu saja, mustahil untuk berpikir ketika melihat pada tengkorak yang tidak berekspresi, dan Aku tidak dapat sepenuhnya menurunkan penjagaanku.

Akan tetapi, gerakan skeleton ini terlihat lemah lembut.

“Aaahhh-……”

Jadi Aku masih bisa tenang sedikit.

Roh biru yang berkedipan pada rongga matanya entah bagaimana terlihat memancarkan aura yang menenangkan.

…… Aku heran apa yang terjadi.

Berpikir tentang itu, Aku menurunkan konsentrasiku dari skeleton itu dan melihat pada sekeliling.

Sepertinya, Aku tidak dapat menggerakkan leherku dengan baik, Aku bisa melihat pilar yang bagus dibuat dengan bahan yang tidak diketahui dan banyak bagian terbuka. Di tengah langit-langit ruangan, ada lubang bundar untuk penerangan, Darimana cahaya sedikit itu memancar. Kupikir kita ada di dalam ruangan, suasananya terlihat mengerikan seperti bergaya kuno dan kesungguhan. Tiba-tiba, aku melihat lukisan yang mengingatkanu tentang sesuatu dari kuil Romawi kuno atau kuil para dewa.


Akan tetapi, Aku tidak mengerti lagi. Sebuah tubuh yang mati entah bagaimana bergerak, Dan aku menjadi anak kecil.

Aku menyetujui fakta itu dalam pikiranku, tapi selagi aku mencoba mencari petunjuk lain, pikiranku mulai kabur.

Pengayun-ayunannya entah bagaimana telah membuatku mengantuk.
‘Aahhh-....”

Skeleton ini terus mengayun-ayunkanku dengan sifat kikuknya. Mengayunkan tubuhku dengan lambat. Menyerahkanku pada ritme …… Sekali lagi aku tertidur.




Beberapa waktu kemudian Aku terbangun, ada sebuah hantu di hadapanku. Dia adalah orang tua yang transparan dengan hidung bengkok menyerupai paruh burung rajawali dan mata yang berapi-api. Mungkin ini hanyalah hantu.


“u aaaaaaaaaahhhhh!?”


Aku menjerit.


Kemudian Aku diangkat. Ketika aku melihat ke atas, apa yang kulihat adalah seorang wanita yang hanya mempunyai kulit yang kering dan tulang. Seorang mumi wanita.

“U,a,a,a,a,a,a,a,hhhhh!?”


Aku masih menjerit.


Apakah ini yang disebut hukumanTuhan, inikah dunia bawah tanah, atau tempat ini adalah semacam neraka?


Karena aku menyia-nyiakan kehidupanku sebelumnya, apakah sekarang Aku dijatuhi hukuman di sebuah penjara layaknya neraka?


Selagi menangis dengan keras dan berpikir tentang hal-hal lain, Aku menjadi lapar.

■■■■……


Hantu yang tua itu memandang wajahku, kemudian mengatakan sesuatu pada mumi wanita. Kemudian, si mumi wanita mengambil sebuah mangkuk berisi sesuatu yang mirip seperti bubur nasi putih. Dia mengambil dengan sebuah sendok dan menyodorkan tepat di depan mulutku.


……… secara insting Aku merasa ragu. Walaupun tidak ada alasanku untuk ragu-ragu.
Sungguh, ini adalah sesuatu yang datang dari seorang mumi, dan Aku tidak mengetahui kebenaran dari makanan yang dia coba berikan padaku selagi membuat suara


“aaahhh”


Akan tetapi, sebagai mumi, dia membuatku mengingat tentang foto seorang biksu yang tengah berlatih keras sampai mencapai poin kematian dan dimumikan, seperti yang Kulihat dalam sebuah buku catatan tua.


Layu bagaikan kayu kering; hanya bayangan belaka dari tubuh manusianya.

Mungkin, ini tidak seperti yang mereka lihat. Lagipula, dia masih berusaha memberiku makan dengan berkata “aaah”. Sampai akhir, Aku tidak ingin menjalin bersahabat dengan seorangpun.


…… akan tetapi, Aku lapar.

Disamping itu, tidak ada arti lain selain makanan.

Hal lain juga, terimakasih pada pengaruh tubuh mudaku, keinginan kuat untuk tidur dan makanan yang sangat sulit dihiraukan.


EEE, ini karena itu! Aku membuka mulutku dan langung memakannya, aku menyadari betapa enak rasanya.

Menurut ingatanku, seorang bayi merasakan tawar, kupikir ini cocok untuk lidah seumuranku. Kemudian,  skeleton mendekatiku dan mengelus kepalaku.


“Uah……?”

Secara bersamaan, Aku menyadari sesuatu yang tidak terduga. Tidak ada gigi di dalam mulutku. Pertama kali aku menyadarinya ketika makanan masuk ke mulutku. Ini mungkin seseuatu yang aneh jika Aku dapat bicara dalam kondisi seperti ini.

…… itu dia, bayi tidak punya gigi. Aku baru menyadari hal ini untuk pertama kali.

Aku tahu bahwa Aku mempunyai sesuatu seperti pengalaman kanak-kanak, untuk sekarang dan dengan petunjuk ini, Aku mengerti tahap perkembangan apa yang sedang kulalui.

Haha, Aku bisa berkata dengan percaya diri, ini tidaklah lama semenjak aku lahir karena Aku hanya bisa minum susu dan belum tumbuh gigi sama sekali.

Akan tetapi, dalam ingatan kaburku, Aku tidak ingat lagi mengalami keramahan dari asuhan keluarga.

Dan tentu saja, Aku tidak dapat mengingat apapun seperti saudara laki-laki, perempuan atau sepupu. Yang paling kuingat, Aku hanya dapat menangkap sesuatu yang sekilas seperti program tv atau game show tentang persalinan.

(Note: Seriusan?)


Pada umumnya orang dewasa mempunyai pemahaman kasar pada beberapa tingkatan.
Mungkin, lebih seperti berpikiran dangkal ………, Kupikir.

Aku, yang hanya menyerap pemikiran dangkal dari depan monitor dan membiarkannya menumpuk bertahun-tahun, mati tanpa dapat mengetahui kegunaanya.


“Ah, ah, ....”


Jika Tuhan memang ada. Apakah ini adalah hukuman darinya? Untuk ditinggalkan dengan mayat berjalan, dan tidak mengetahui tentang keadaanya.

Mungkin, ini karena aku hanya membaca banyak tentang pengetahuan dangkal berhari-hari…………

Ini mungkin hukuman karena tidak menyadari kebodohanku.


 <>><><><><><><<>><<><>><<><<>>>>><><


Sekitar setengah tahun telah berlalu, pencapaianku sejauh ini hanyalah makan dan tidur, lagi, dan lagi, berhari-hari. Anak kecil sangat membutuhkan banyak tidur, dan setelah bangun, rasa lapar datang.


Aku diyakinkan bahwa situasi ini, Aku tidak bermimpi. Situasinya terlalu hidup  dan terlalu nyata untuk menjadi mimpi. Disamping itu, khayalan tentang popok kotor diurus oleh mayat berjalan, adalah hal yang mulai tidak bisa kupahami dan sungguh kejadian yang diatas gila.


…… Jadi Diriku, hanyalah seorang bayi yang dapat merangkak dengan gerakan terbatas, dan menghabiskan hariku tidak melakukan apapun tanpa bantuan tiga undead itu. Ketika mereka berkumpul, ketiga undead itu akan berbicara satu sama lain, sungguh hanya sedikit. Pembicaraan mereka sampai Dimana aku mulai memahami mereka.


Meskipun Aku terkejut bahwa Aku bisa memahaminya dengan cepat.


Sebagai bayi yang baru lahir, atau memang karena Aku masih baru lahir, kemampuanku untuk memahami sistem bahasa berkembang dengan alami, dan bisakah Aku tetap memperoleh pemahaman berbahasa dari pendengaran. Paling tidak, itu adalah teori yang dinyatakanoleh Chomsky, yang awalnya berawal dari kesan yang lucu.

(Tl Note: cari di Googel siapa itu Chomsky)

Ini adalah sesuatu seperti tatabahasa alam semesta …… tidak bagus, Aku hanya dapat mengingat hal-hal sepele dari pemikiranku yang dangkal. Walaupun pemikiranku tentang persoalan ini memang dangkal.


“Dahh, dahhh…”


Menggunakan tenggorokan dan lidahku yang belum aku kuasai, Aku mencoba berkomat-kamit  mengatakan suatu kata.

Ingatan tentang bahasaku sebelumnya dan mekanisme dari tubuhku sebelumnya, menyebabkan beberapa masalah dalam pencapaianku. Baru-baru ini Aku telah mampu berdiri dengan cara yang memuaskan, kupikir berjalan masih sedikit sulit.

“Nah, sini,sini. Ciluk ba”

 [TL Note: ini ketika orang dewasa biasanya mengemong/mengasuh bayi!!!]

Ini adalah apa yang dikatakan mumi wanita itu. Dia dipanggil Marie oleh mereka berdua. Dia juga memakai jubah yang terlihat kuno, mirip seperti yang dipakai pendeta Shinto.

Entah mumi wanita itu cantik atau jelek Aku tidak bisa memutuskannya, tapi kupikir dia adalah wanita yang cantik ketika masih hidup. Dia mempunyai postur tubuh langsing, kedua matanya selalu tersembunyi oleh kedua kelopak matanya, dan dia mempunyai penampilan yang anggun. Tidak ada luka yang mencolok pada tubuhnya yang seperti kayu, dan Aku hanya dapat berkata bahwa dia adalah seseorang yang memperhatikan penampilannya dengan baik. Rambut emasnya yang berombak, walaupun melewati gelapnya lintasan waktu, dia masih terlihat cantik dan malah lebih.

“Hari ini, akankah kita berjalan keluar sedikit?”

……! Dia membawaku keluar!?

“Fufu, kau tampak senang.”

Tanpa kusadari, kegembiraanku muncul dalam wajahku. Untuk sesaat, Aku telah penasaran tentang situasi diluar kuil. Tapi, karena tubuh ini yang belum bisa bergerak, berkata “Aku akan pergi keluar sebentar”, sangat tidak mungkin, dan untuk beberapa saat, jadi Aku masih menunggu mereka untuk membawaku keluar.

“Heiho.”

[TL Note: suara Marie mengangkatku.]

Aku memegang pada lengannya. Aku sedikit mencium sesuatu dari tubuh Marie,  tapi ini bukanlah hal yang tidak menyenangkan.

Sesuatu seperti ……… dupa kayu bakar?

Bau ini mirip seperti dupa yang menempel dengan lembut, ya seperti begitu kupikir.
[Note: Dupa/Kemenyan. Kalau gak tahu cari di “Google”]

Bau ini memberiku rasa tenang dalam pikiran sambil Aku menyerahkan diri pada genggamannya. Dalam kuil yang suram ini, Marie berjalan langkah demi langkah sambil memegangku dalam lengannya. Ubin lantai ini warnanya berbeda dan disusun dalam suatu pola. Langit-langit tembok yang sangat besar dan tinggi berbentuk belahan bumi, dengan puncak yang terbuka seperti sebuah bola mata yang membiarkan hari terang memasuki bangunan.

Aku melihat dinding ornament besar yang terdapat ukiran relung kumpulan manusia, mereka mungkin Dewa yang  diabadikan dalam kuil ini. Kemanapun kami berjalan, Aku melihat dinding ornament ini dimanapun.


Ada seorang lelaki dengan penampilan megah, yang terlihat dalam berada dalam puncak hidupnya, memegang pedang berbentuk petir di tangan kanannya. Pada latar belakangnya (Background) , seorang wanita dengan sosok yang agak gemuk, berdiri di ladang yang telah matang dan tersenyum dengan penuh kasih sayang sambil menggendong  bayi di pelukannya. Di sampingnya terdapat seorang lelaki berawakan pendek dan jenggot panjang, memegang palu besar dengan api yang menyala terang di belakang punggungnya. Berjalan di atas angina, dan memamerkan senyum luar biasa penuh pesona, seorang  pemuda yang berkarisma tengah memegang koin emas dan cangkir anggur. Berendam sampai pinggangg dalam arus yang tenang, dengan busur pada satu tangan, dan seorang peri atau sesuatu yang lain menjadi seorang wanita cantik memakai pakaian tipis. Di dalam koridor yang penuh dengan benda gulungan kertas dalam background, berdiri seorang orang tua yang terlihat bijak dengan tongkat dan melihat pada sebuah buku yang terbuka.



Kupikir ini adalah lukisan para Dewa. Melihat lukisan ini, Aku sepertinya memahami Dewa apa dalam kepercayaan ini. Akan tetapi, sepertinya aku tidak dapat memahami gambar selanjutnya.


Tidak ada apa-apa dalam backgroundnya. Merasakan suasana yang sangat suram dan memakai sebuah jubah yang hanya terlihat bagian mulut dan hidung saja, membuatnya tidak jelas apakah ini seorang lelaki atau perempuan. Bagian yang terlihat hanyalah sebuah lampu tidak biasa dengan pegangan yang panjang.



……… Lampu itu membuatku merasa sedikit gelisah.

Tentu saja, Marie tidak menyadari apa yang Aku pikirkan selagi dia berjalan denganku dalam genggamanya. Kupikir Aku mencoba fokus pada gambar itu dengan kedua mataku, tapi Aku kehilangan pandangan pada gambar itu, belum lama. Ketika Aku kembali lagi, Aku akan mengamatinya dengan detil.


Selagi kami kembali pada tempat dengan atap kaca berbentuk mata, area sekitar seketika menjadi gelap. Mendekati dinding terjauh, sebuah pintu besi melengkung dengan bentuk tumbuh-tumbuhan terukir menjadi pemandangan selagi Marie dengan pelan mengulurkan tangannya. Saat dia mendorong untuk membukannya, suara retakan muncul dari pintu besi, dan cahaya mulai menyala dari pintu yang terbuka pelan.

Kemudian, saat cahaya cukup menyebar, Marie mulai melangkah.

“Aah……………”

Pemandangan dengan segera terlihat, dan tiupan angin yang menyegarkan.
Dasar dari bukit tertutupi dengan sedikit kabut pagi hari, dan terlihat sebuah kota batu memanjang seperti danau yang luas.

Dari penampilannya, sepertinya kota dibangun pada zaman kuno atau pertengahan. Dengan sebuah Menara yang besar dan jembatan saluran air yang indah bisa terlihat dari kejauhan.


Namun ………, semuanya terlihat tua dan tidak terpelihara.


Beberapa atap rumah telah runtuh dan beberapa dinding gips roboh disana sini. Rerumputan tumbuh dari celah-celah trototar batu, lumut dan tanaman merambat melekat pada bangunan. Jalanan yang sebelumnya ramai dengan orang-orang, kini membusuk dan memberi jalan untuk kehidupan tanaman. Semuanya dengan mudahnya tersinari oleh terbitnya matahari pagi.


Mataku membuka dengan lebar.


Pemandangan angker dan indah, dengan pemandangan seperti lukisan, tidak bisa kubandingkan dengan hal-hal yang kulihat pada monitor selama masa hidupku sebelumnya.
Aku merasakan hembusan angina dari atas kepalaku sampai ujung kaki. Dengan cepat dan luar biasa membersihkan pikiranku. Seluruh tubuhku, semuanya terasa terhubung dengan dunia.

…… Sesuatu yang penting, yang kulupakan beberapa saat yang lalu, Aku akhirnya dapat mengingatnya kembali.

Ini adalah perasaan seperti itu.

Tanpa sadar mengetahui mengapa air mata mulai mengalir tak terkendali. Meskipun Aku mencoba menutup mulutku dan menahannya, air mataku terus mengalir.
Tidak ada cara lain untuk mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan tidak jelasku sebelumnya.

Ketika Aku mati di tengah kabut, Kupikir berjalan di dunia ini mungkin adalah hukuman Tuhan.

Akan tetapi, ini bukan hukuman.

orewanovel.blogspot.co.id

Aku tidak tahu dimana ini. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi. Namun, tentunya ini merupakan berkat. Dan berkat ini ternyata sangat luar biasa.

Aku akan membuang diriku yang tidak berguna, dan meskipun belum tentu baik, tapi Aku akan menggunakan kesempatan kedua ini. Berkat ini terasa hangat. Sangat hangat dan pemberian yang bahagia. Kuyakin begitu, tanpa suatu alasan nyata.


“Bukankah ini indah, Will …… kamu bocah yang lucu”

Kudengar suara Marie

William. Diperpendek menjadi Will. Itu adalah nama baruku. Marie dan yang lainnya memberikannya padaku.


Namaku sebelum Aku mati telah tenggelam dalam kesuraman. Oleh karena itu, Aku akan melanjutkan dengan William sebagai namaku untuk sekarang ini. Tubuh kecil ini adalah tubuhku. Tiba-tiba, nama yang terdengar seperti orang lain, dan tubuh yang terasa seperti milik orang lain, dengan satu klik, mulai menjadi akrab.

“Ah, ah - ……………”

Sebuah teriakan dalam tangisan bayi dan tercampur dengan air mata, keluar ketika Aku mencoba mengatakan sesuatu.

Namun demikian, Aku masih menaikkan suara dengan putus asa dengan pita suara yang belum dewasa.

……… Aku akan melakukannya.

Aku, mulai sekarang, akan menjalani hidup dengan baik. Selagi ditengah belaian Marie, dia mencoba menenangkanku, Aku telah memutuskan.

Aku masih belum mengerti apapun sekarang. Dunia macam apa ini, dan mengapa Aku terlahir di sini?

Namun, Aku akan mulai mempelajari hal-hal ini mulai dari sekarang. Aku tidak bisa melakukan dengan pengetahuan yang dangakal, tapi sekarang Aku bisa mencapai apa yang mungkin.

Menjadi orang yang membosankan, hanya itu yang kutahu. Meringkik ketakutan dan menyerah adalah hal-hal yang banyak kulakukan di masa lalu.

Kali ini, Aku akan hidup. Walaupun Aku gagal.

Aku mungkin menjatuhkan wajahku pada lumpur.

Meskipun tidak enak dipandang, tapi itu mungkin lebih baik.

Tapi kali ini, Aku akan menjalani hidup. Di dunia ini, Aku akan hidup.

Dengan teriakan seperti tangisan bayi, Aku bersumpah seperti itu.


<><><>><><><<><><>><<>><><><><<>><><><><<>><><> 
Akhirnya selesai chapter 1, jangan lupa like comment.
Kunjungi situs resmi Blog ini di Facebook : Korewa_Novel Transalition!
                                                             Arigato gozaimasu!                                             








No comments:

Post a Comment

Terpopuler