Chapter 1: Yuuji seorang
“Hiki-NEET” Berevolusi menjadi “NEET Penyendiri”
Part 3: Yuuji, Memeriksa
Kebutuhan Hariannya
Dikejutkan karena seekor
burung aneh yang dapat terbang, satu manusia dan satu hewan, yang menyerah pegi
keluar, sedang bersantai di sofa yang berada di ruang tamu. Karena rumah ini
terletak di pinggiran kota, ukuran ruang tamu ini seperti 20 tatami, ruangan
yang sangat luas.
Akan tetapi, sofa ini
berwarna hitam kulit sesuai tipenya. Meskipun begitu, ini bisa dibilang antic,
ini lebih mudah di dekskripsikan dengan kata-kata: sofa yang lemah.
Bagaimanapun, sofa ini tidak dapat diperbaiki. Di luar daerah kota ini tidak ada
IKEA.
(Note: tempat kayak perbelanjaan, pasar)
Rumah keluarga Houjou
mempunyai ruang tamu, ruang makan, dapur, washitsu, toilet dan kamar mandi di
lantai pertama, sedangkan lantai kedua mempunyai tiga kamar tidur dan shower. Rumah ini
Halaman rumah Yuuji terdapat
garasi yang beratap yang bisa menampung dua mobil dan juga terdapat bagian
gudang, disana juga terdapat rumah Kotarou. Juga, salah satu mobil rusak karena
kecelakaan yang menimpa orangtuanya. Mobil yang satunya adalah adalah mobil
mini yang biasa ibunya kendarai.
(TL note: di englishnya
light car maksudnya kalau di Indonesia itu mobil Jeep. Di jepang mobil yang
kecil jarang di pakai, terbatas di jepang.)
[Sekarang, meskipun aku tidak tahu mengapa
tempat sekitar berubah menjadi hutan, untuk sekarang mari kita periksa
makananya]
Yuuji berbicara pada dirinya
sendiri. Seperti biasa, suaranya jadi keras, jadi sepertinya dia telah
memperoleh kembali posturnya.
[Coba kulihat di kulkas hmm…… ada sebagian
makanan yang masih mentah, yang lainnya ada bumbu dan minuman, huh? Freezer hmm……….. Oh, ada banyak. Di lemari makan……
Oh, ada banyak ramen cup dan tepung terigu. Oh yeah, itu mengingatkanku, ada
beberapa konsumsi darurat di gudang bawah tangga…… Okay! Konsumsi daruratku
cukup untuk 3 orang untuk 3 bulan, jadi jika hanya untukku berarti cukup untuk
9 bulan! Walaupun ini akan membuatku bosan, aku bisa bertahan.]
Yuuji berbicara pada
dirinya. “Apa kau bicara padaku?” Kotarou mendorongnya. Meskipun Yuuji telah
memperoleh postur tubuhnya, dia tidak dapat memahami poin penting di tempat
pertama.
[Apa yang salah Kotarou? Mengapa kau kesini?
Apa kau lapar? Apa kau haus? Hm, apa ini maumu?]
Dia menyalakan keran air dan
mengisi air keran itu pada mangkuk untuk supnya, dan menaruhnya di bawah kaki
Kotarou. Dia meminum airnya sambil mencipratkannya ke sekitar.
[Hm? Oh? Airnya hampir habis. Air panasnya….
belum habis. Kompornya masih bisa dinyalakan. Oh yeah, aku bisa menggunakan
listrik di satu tempat. Jadi listriknya masih menyala, kan?]
Sepertinya, dia telah
mengonfirmasi kebutuhan hariannya. Dari hasilnya, Yuuji telah memeriksa lisrik,
gas (bahan bakar), dan aliran air.
Daerah sekitar telah berubah
menjadi hutan, rumah keluarga Houjou sekarang terletak di tengah-tengahnya,
seekor burung aneh terbang di udara. Dia kini telah paham kenyataan yang
ambigu.
[Listrik, Gas (bahan bakar), Air semuanya OK.
Sekarang yang terakhir telekomunikasi
huh? Telephone…. masih tersambung. Tapi aku tidak ingat nomer yang bisa
kupanggil. Sejak, aku menjadi Hikkikomori. Bagaimana tentang internet? Jika
masih tersambung, ini akan jadi nyaman.]
Yuuji pergi ke kamarnya di
lantai kedua. Seperti biasa untuk dilakukan, Kotarou mengikutinya dan menaiki
tangga.
[Baiklah! Internetnya menyala! Dengan begini,
Kemenangan milikku!!!]
Tapi dengan kata lain, apa
yang dia menangkan tidak diketahui.
(Note: bisa berarti apa yang
dia menangkan adalah kebodohan atau kedunguan. Orang yang kasihan)
No comments:
Post a Comment